BeritaInspirasi Langkat

Mengoptimalisasi Literasi Media Agar Mampu Melindungi Para Siswa dari Ancaman Hoaks

Oleh: Lydia Nurhasanah Nasution*

LANGKATPEDIA.COM  –  Di zaman informasi semua orang membutuhkan smartphone sebagai sebuah kebutuhan utama, termasuk dikalangan pelajar yang menjadikan benda ini menjadi suatu kebutuhan vital bukan saja menjadi pelengkap gaya hidup. Para pelajar memakai benda ini menjadi media pergaulan antar teman, ada pula yang menjadikannya sebagai indera bantu belajar sehingga indera ini senantiasa menjadi pendamping hayati seseorang. Aneka macam isu penting mampu dihasilkan berasal sebuah ponsel.

Kehadiran media informasi berupa smartphone memiliki aneka macam situs jejaring sosial salah satu contoh yang terdapat dalam “social networking” atau kehidupan sosial online. kini tiap individu terlibat pada kehidupan sosial online akan selalu dihadapkan adanya layanan tersebut. Literasi digital sangat bisa dipastikan seorang akan tidak simpel terjerumus kepada jenis info bohong (hoaks), dia akan mampu menganalisa dan bagaimana seharusnya berjejaring sosial.

Orangtua dan sekolah (pengajar) memang kelompok yang memiliki peluang besar buat mengakses kepentingan masyarakat harus mengawasi. Jika terabaikan, penggunaan teknologi pada kalangan pelajar akan berdampak merusak nilai moral serta terjadinya tidak selaras, di lingkungan rumah orangtua mampu mengawasi penggunaan media umum terhadap anak-anaknya.

Dipastikan juga proses ini akan sangat menyenangkan. Pembelajaran yang mampu digunakan misalnya ulangan dengan media blog milik guru. pemberian dan penyimpanan tugas melalui aplikasi google drive atau memakai situs facebook sekalipun di proses pembelajaran dan masih banyak situs lainnya. Terpenting sekarang menjadi pengajar tingkatkan kemampuan literasi digital sehingga kita mampu mengarahkan serta membimbing peserta didik kita supaya tak terjerumus kedalam bahaya hoaks. Jika kita teliti secara seksama eksistensi hoaks atau gosip palsu makin membahayakan.

Arahkan siswa agar produktif dan memproduksi konten yang positif, kreatif dan inspiratif sebagai akibatnya suatu saat siswa akan menjadi generasi plagiat, media komunikasi, konten media bukan semata generasi plagiat berbagai hal copy tentang media komunikasi atau pelajaran lainnya atau konten media nya. Bila Literasi digital telah dikuasai berbagai macam literasi namun bukan saja para pengajar serta pelajar akan tetapi semua pengguna jejaring tidak praktis tergoda informasi isu bohongan yang beredar (hoaks).

Diakhir, Penulis ingin menyampaikan bahwa penyuluhan masyarakat, pengajar, orangtua diberikan tentang literasi media pada remaja diharapkan siswa/ siswi dapat menjadi agen perubahan serta menularkan pengetahuannya tentang literasi media dalam lingkungan terdekat. Selama penyuluhan masyarakat siswa dapat dengan cepat menyerap informasi diberikan serta sudah bisa menyampaikan contoh model tayangan yang berkualitas dan tayangan yang kurang berkualitas.

Siswa telah memahami bahwa pada menonton televisi diperlukan kecerdasan buat menyaring setiap tayangan televisi yang ada. Selain itu ditambahkan juga informasi mengenai bagaimana cara menangkal Hoaks di sosial media sebagai akibatnya siswa bisa mencegah penyebaran hoaks di masayarakat. Penyuluhan yang dilakukan usahakan dilanjutkan tidak hanya sebatas anugerah materi kepada anak pada satu sekolah saja. Melainkan juga dilanjutkan ke sekolah-sekolah lain terutama didaerah yang berpotensi terjadinya penyimpangan perilaku ataupun sikap karena pengaruh televisi, sebagai akibatnya remaja Indonesia mempunyai kemampuan buat mengontrol informasi yang masuk ke diri mereka dan mencerna setiap tayangan sebagai akibatnya tayangan sehingga tidak mudah terprovokasi dan tercipta keadaan aman.

*Penulis adalah Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi FISIP USU

Tags
Show More
Back to top button
Close
Close