Misteri Makam Ulama Kedah Di Langkat (Bagian 3): Alat Berat Mati Tiba-Tiba, Gagalnya Pemindahan Makam
LANGKATPEDIA.COM (SECANGGANG) :
Makam Ulama Kedah Syekh Syaifudin yang bergelar Datuk Lamukut yang saat ini terletak di ladang tebu PTPN II, berlokasi di dusun Swadaya desa Suka Mulia kecamatan Secanggang-Langkat pernah dicoba di bongkar oleh pihak PTPN II untuk dipindahkan namun mengalami kegagalan.
Berdasarkan cerita tutur masyarakat setempat, dulunya banyak makam di sekitar areal perkebunan tebu PTPN II, banyak yang sudah di gali dan pindahkan, namun ada satu makam yang tak berhasil di bongkar dan di pindahkan yakni makam Datuk Lamukut, ulama kerajaan Langkat Lama yang pada zamannya bermukim membuka pesantren di kampung Pulau Haji sebelum di bumi hanguskan oleh kolonial Belanda dan menjadi ladang tebu sampai hari ini.
Ketika makam Datuk Lamukut hendak dipindahkan dengan menggunakan alat berat selalu saja gagal, secara tiba-tiba mesin alat berat yang awalnya hidup selalu mati ketika mendekati makam Datuk Lamukut. Mesin alat berat dihidupkan lagi dan ketika mendekati makan mesin tiba-tiba mati lagi, selalu seperti itu, sampai berulang kali, hingga tak ada satupun operator alat berat yang berani dan sanggup membongkar makam Ulama Kedah yang pernah mensyiarkan agama Islam pada zaman kerajaan Langkat lama.
Semenjak itu tak ada lagi pembongkaran makam Ulama Kedah kerajaan Langkat lama yang berasal dari Kedah itu oleh pihak Perkebunan Tebu PTPN II sampai saat ini.
Kini makam Syekh Syaifudin yang bergelar Datuk Lamukut tersebut telah damai ditemani rimbunnya ladang tebu dan semak belukar yang gelap dan sepi seolah ingin mengkisahkan satu cerita pilu sejarah yang begitu kelam kepada generasi saat ini bahwa peradaban Melayu Islam harus bangkit kembali di bumi Langkat bertuah.
Kampung Pulau Haji merupakan kampung para ulama yang berasal dari Kesultanan Kedah sebab hubungan kerajaan Langkat dan Kedah sudah terjalin cukup erat di masa pemerintahan Raja Badiuzzaman yang berkedudukan di Kampung Kepala Sungai yang merupakan bagian Kota Dalam sebagai pusat kerajaan Langkat lama saat itu.
Hal ini dapat dibuktikan melalui kisah sejarah Surya Marin yang merupakan putri Raja Langkat menjadi Permaisuri Kesultanan Kedah Darul Aman.
Tak hanya itu, kampung Jaring Halus merupakan salah satu bukti yang masih dapat kita saksikan yang masyarakatnya merupakan keturunan Kedah yang hingga ke hari ini masih menggunakan loghat Melayu Kedah dalam hubungan komunikasi.
Kampung Pulau Haji dan Inai Lama sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Langkat lama saat itu dibumihanguskan dan menjadi ladang tebu pada tahun 1815 sampai 1821 dan dilanjutkan lagi pada tahun 1862 sampai 1865.
Kini makam ulama Kedah tersebut di tengah-tengah rimbunnya ladang tebu PTPN II menjadi saksi bisu keganasan dan kekejaman agresi militer Hindia Belanda hingga Kota Dalam yang terdapat di Kampung Kepala Sungai.(LP/Agusma Hidayat)