Pengembangan Ternak Itik Alabio Terintegrasi Di Sergei
LANGKATPEDIA.COM(SERGEI):
Usaha peternakan itik telah lama dikenal masyarakat pedesaan di Indonesia sebagai usaha alternatif untuk menambah pendapatan maupun sekedar usaha sambilan.
Dari sisi pengembangan, itik dapat dibagi kedalam itik pedaging, petelur dan itik hias.
” Keuntungan itik petelur bila diintensifkan maka produktivitas telur lebih tinggi, keselamatan dan kesehatan itik terjamin, dan biaya pemeliharaan lebih efisien”, ungkap Arief Pribadi Ketua Lembaga Habibi Entrepreneur kepada Langkatpedia, Minggu,(12/4/2020).
Arief menambahkan bahwa di Indonesia banyak jenis itik yang dikembangkan masyarakat
antara lain itik Magelang, itik Alabio, itik Mojosari Alabio, itik Tegal itik Bali itik tegal. Nama-nama jenis itik tersebut diambil dari nama daerah pengembangannya. Salah satu jenis itik yang terkenal di Indonesia adalah itik Alabio.
Itik Alabio
” Pusat peternakan itik Alabio berada di desa Mamar kecamatan Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan, di desa ini banyak masyarakat sebagai peternak itik Alabio. Namun, pusat pemasaran Itik Alabio berada di pasar Alabio kecamatan Sungai Pandan Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan, hingga terkenal dengan nama Itik Alabio”, dijelaskannya.
Lebih jauh Arief menguraikan ciri-ciri itik Alabio.Itik Albio jantan, memiliki buku berwarna abu-abu kehitaman, di ujung ekornya terdapat bulu yang posisinya melengkung ke atas. Itik Albio betina, memiliki bulu berwarna coklat muda keabu-abuan yang ada di ujung bulu sayap, ekor, dada, leher dan kepala sedikit kehitaman.
Berat itik Alabio jantan dewasa dapat mencapai 1,75 kg dan berat badan itik Alabio betina dapat mencapai 1,6 kg. Umur 6 bulan merupakan fase dewasa itik Alabio betina, masa betelur 8-10 bulan/tahun sampai mencapai umur 4,5 tahun, setelah itu itik Alabio betina di afkir. Berat telur itik Alabio sekitar 65-70 gram/butir.
” Telur itik Alabio yang diusahakan dengan cara tradisional ‘tidak dikandangkan’ hanya memperoleh telur sebanyak 124 butir/ekor/tahun, sementara dengan pemeliharaan intensif, telur yang dihasilkan bisa sebanyak 200-250 butir/ekor/tahun”, katanya lagi.
Kelebihan Itik Alabio
” Kelebihan itik Alabio, memiliki daging yang gurih, juga menghasilkan telur yang cukup banyak. Kemampuannya dalam beradaptasi dengan lingkungan yang ada menjadikan itik Alabio saat ini mudah ditemukan di daerah lain”, sebut Arief Pribadi bersemangat.
Lanjut Arief lagi, pasar telur dan daging itik Alabio masih terbuka lebar di Sumatera Utara, banyak permintaan yang tidak mampu dipenuhi peternak. Permintaan bebek pedaging juga tinggi, dengan semakin banyaknya warung/rumah makan bebek, demikian juga dengan bebek petelur.
” Dari sisi ekonomis, harga jual telur itik Alabio lebih tinggi karena dijual dengan harga perbutir.Usaha itik petelur ini bila dilakukan dengan sungguh-sungguh dapat membantu meningkatkan pendapatan masyarakat”, timpalnya.
Menurutnya, melihat besarnya peluang pasar itik Alabio ini, untuk kebutuhan telur dan pedaging, maka lembaga Habibi Entrepreneur melakukan pengembangan itik Alabio dengan membangun kemitraan dengan Kelompok Usaha Masyarakat di Sergei dengan model ‘Peternakan Itik Alabio Terintegrasi’.
” Kami sudah menyiapkan skema kemitraan dengan model Peternakan Itik Alabio Terintegrasi’, yang akan dikembangkan di Badan Usaha Milik Desa di beberapa Kabupaten di Sumut, dan saat ini telah dilaksanakan di Kelompok Usaha Masyarakat dengan membagi sebanyak 2.000 bibit itik Alabio di desa Pematang Ganjang Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Sergei, sudah berjalan lebih kurang 6 bulan”, ujar Arief Pribadi dihadapan Tengku Fahrizal Husni selaku Tenaga Ahli Pengembangan Ekonomi Desa yang berkunjung ke kantor Habibi Enterpreneurship, Minggu, (12/4/2020).
” Dalam skema ini, pengembangan Itik petelur dan daging, Habibi Enterpreneur sebagai penyedia kebutuhan bibit itik Alabio, menyediakan pakan organik alternatif (dari bahan limbah hasil laut), penetasan, hingga membantu penyedian pasar telur serta pedaging. ” Pada model ini peternak itik sebagai mitra, hanya menyediakan kandang dan tenaga kerja untuk memelihara usaha ternak”, tegasnya.
Kelompok masyarakat sebagai mitra, memelihara bibit Itik Alabio yang diberikan lembaga, sampai bibit Itik dewasa. Lembaga memfasilitasi pengadaan pakan itik Alabio, setelah Itik Alabio menghasilkan telur, telur di bawa ke lembaga untuk penetasan dengan mesin penetas. Lembaga memilah kualitas telur itik Alabio, mana telur yang bisa dijual dan mana telur yang bisa dijadikan bibit untuk dipelihara kembali oleh mitra.
” Sangat mendukung Kehadiran Habibi Enterpreneur dengan model Peternakan Itik Alabio Terintegrasi. Jika disinergikan dengan BUMDES yang ada di desa-desa tentu sangat menolong bagi masyarakat desa dalam mengembangkan ternak itik Alabio secara intensif, hal ini menambah pendapatan masyarakat desa”, ujar Tengku Fachrizal Husni penuh optimis.