Prihatin Kondisi Bencana di Indonesia, Asosiasi Pekerja Sosial Bencana dan Kemanusiaan Indonesia Resmi Dibentuk
"Gempa besar seperti Megathrust atau banjir besar berpotensi besar terjadi di Indonesia, kita hanya tidak tahu kapan dan berapa parah; jadi pembentukan asosiasi ini tidak bisa ditunda”
LANGKATPEDIA.COM (JAKARTA) – Bertempat di gedung Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS) Jakarta Pusat pada Rabu (24/05), pekerja sosial membentuk Asosiasi Pekerja Sosial Bencana dan Kemanusiaan Indonesia (APSOBKI). Ini terdorong oleh keprihatinan atas semakin sering dan ganasnya kejadian bencana dan dampak kemanusiaannya yang mendalam dan berkepanjangan. Sementara itu Profesi Pekerjaan Sosial punya kompetensi yang sesuai dan berpotensi menjadi solusi.
Peristiwa gempa di Cianjur akhir tahun lalu menjadi pengingat betapa kondisi Indonesia begitu rawan bencana besar yang beruntun dan berulang-ulang. Dan ketika terjadi, menimbulkan kematian, kerusakan, dan kerugian yang mengganggu fungsi sosial dan kehidupan masyarakat pada umumnya
“Praktik Pekerjaan Sosial yang meliputi pencegahan disfungsi sosial dan melakukan perlindungan, rehabilitasi, pemberdayaan, serta pengembangan sosial-spiritual menjadi jawaban atas berbagai tantangan para penyintas bencana dan kemanusiaan” demikian dijelaskan oleh Rissalwan Habdy Lubis, peneliti kebencanaan dan salah seorang inisiator Disaster Response & Research Center (DRRC) Universitas Indonesia.
Urgensi dibentuknya asosiasi ini pekerja sosial ini juga diungkapkan oleh Milly Mildawati, seorang dosen dan tokoh pada Pusat Kajian Bencana dan Pengungsi di Politeknik Kesejahteraan Sosial.
“Gempa besar seperti Megathrust atau banjir besar berpotensi besar terjadi di Indonesia, kita hanya tidak tahu kapan dan berapa parah; jadi pembentukan asosiasi ini tidak bisa ditunda” pungkasnya.
Alih-alih menggantikan semangat kesetiakawanan, gotong royong, dan kedermawanan bangsa Indonesia, “Asosiasi Pekerja Sosial Bencana dan Kemanusiaan justru menopang dan mendukung komunitas dengan menyediakan pekerjaan sosial sebagai kepakaran yang khas” demikian Dzikri Insan, seorang pekerja sosial di lembaga kemnusiaan nonpemerintah.
Sementara itu Dika Yudhistira, seorang pekerja sosial di Kementerian Sosial menekankan bahwa asosiasi ini nantinya mendukung kualitas layanan kepada penyintas bencana dengan meningkatkan mutu intervensi dan juga akuntabilitas yang dilakukan oleh seorang pekerja sosial pada bidang penanggulangan bencana dan respon kemanusiaan.
Pekerjaan Sosial mempunyai mandat dan amanat menolong orang-orang yang mengalami masalah dan disfungsi sosial, termasuk karena bencana atau krisis kemanusiaan. Sebagaimana sila kedua Pancasila, setiap orang, tanpa peduli etnisitas, agama, politik, mempunyai hak menerima bantuan dan perlindungan dan dijaga serta dijunjung tinggi martabatnya.
“Memenuhi hak dan menjaga martabat ini sangat penting terutama bagi mereka yang menjadi atau sudah rentan karena bencana atau krisis kemanusiaan” Tambah Dena S. Alief, salah seorang pekerja sosial deklarator APSOBKI yang karirnya termasuk layanannya dengan Save the Children dan Medecins Sans Frontieres.
Pekerjaan Sosial sendiri sudah ditetapkan sebagai profesi setara dengan kedokteran dan keinsinyuran oleh UU no 14/2019 tentang Pekerja Sosial. “Untuk menjadi pekerja sosial, seseorang haruslah sarjana terapan pekerjaan sosial atau kesejahteraan sosial, menamatkan pendidikan profesi, dan lulus ujian kompetensi serta harus menjadi anggota organisasi profesi” demikian kata Puji Pujiono, Ketua Umum Independen Pekerja Sosial Profesional Indonesia sebagai organisasi inang APSOBKI.
Dengan adanya APSOBKI ini, kepakaran para pekerja sosial akan terus ditingkatkan dan diujicobakan sampai saatnya dimobilisasi ke lapangan. “Pekerja Sosial bencana dan kemanusiaan mempunyai komitmen untuk terus berkembang sepanjang hayat melalui pendidikan, pelatihan, dan praksis yang berbasis bukti” kata Marlina Adisty, seorang pekerja sosial yang juga Widya Iswara pada Pusat Pendidikan dan Latihan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Pusdiklat – BNPB).
Pembentukan APSOBKI dideklarasikan oleh para formatur yang menandai pembentukan wadah organisasi untuk menjadi wahana peningkatan dan pengembangan praktik profesional pekerjaan sosial di bidang penanggulangan bencana dan respon kemanusiaan.
Berdirinya APSOBKI ini menunjukkan betapa pekerja sosial merespon perkembangan yang terus berubah dengan berbagai setting praktik, termasuk aspek psikososial pada semua tahapan penanggulangan bencana dan respon kemanusiaan, demikian tutup Puji Pujiono.